Sobat jipmania, ngomongin kendaraan 4wd, tentunya tidak akan lepas dari perangkat yang satu ini, yap dialah “transfercase” , bagian yang bertanggung jawab untuk membagi dan menyalurkan putaran mesin, dari transmisi mesin ke roda depan/roda belakang, biasanya transfercase merupakan unit yang terpisah dari transmisi utama, namun kadang ada uga yang menjadi satu dengan transmisi utama. untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar di bawah ini :
Pada kendaraan 4×4 umumnya transfercase memepunyai 3 piihan gerak roda , yaitu gerak dua roda (2WD), 4H (4WD High), dan 4L (4WD Low)
2H (2WD High Range) berarti mobil dalam mode gerak 2 roda atau yang bergerak adalah roda belakang saja.
4H (4WD High Range) berarti mobil dalam mode berpenggerak 4 roda alias semua roda bisa bergerak, Fungsi 4H digunakan apabila situasi jalan dalam keadaan licin, baru hujan atau habis hujan
4L (4WD Low Range) itu sama dengan 4H, tapi bedanya perbandingan rasio gigi 4L lebih rendah dibanding 4H, 4L berguna untuk melewati jalan berlumpur, tanjakan curam atau trek berbatu
jipmania – Sobat jipmania, perpaduan body ringan, mesin bandel dan harga yang murah membuat Suzuki Jimny menjadi salah satu kendaraan 4×4 favorit di Indonesia, pun ketika harus dimodifikasi partnya juga bisa saling tukar, karena masa produksinya yang panjang.
Selain swap engine, salah satu sektor yang banyak dimodifikasi dalam dunia jimny adalah sektor penerus daya, mulai dari transmisi, transfercase, hingga final gear gardan, kalau untuk kegiatan offroad biasanya rasio dibuat lebih low, sedangan untuk perkotaan dibikin lebih high.
Nah bagi modifikator yang pengen merubah rasio transmisi, transfercase maupun final gear, berikut jipmania sertakan daftarnya, selamat ngoprek 😀 .
Sobat jipmania, meskipun bantingannya dianggap keras, namun hingga kini per daun masih banyak digemari oleh para offroader, hal ini dikarenakan per daun memiliki durabilitas yang sangat tinggi, selain itu konstruksinya pun simpel, sehingga kalau terjadi kerusakan mudah untuk diperbaiki.
Untuk pemasangan per daun, ada dua sistem yang bisa dipakai yaitu Over Axle dan Under Axle , mungkin sobat jipmania sudah sering mendengar kedua istilah ini namun belum mudeng, nah kali ini akan jipmania jabarkan keduanya berserta kelebihan dan kekurangannya masing masing .
Over axle untuk system “over axle ” per daun diikat disebelah atas pipa gardan, jenis per yang digunakan disini agak lebih lurus disbandingkan dengan per yang digunakan di under axle, untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar dibawah ini
Over Axle
keuntungan dari system over axle ini ialah ruang celah dibawah gardan menjadi tinggi dan luas sehingga kendaraan menjadi gampang melangkahi gundukan atau Lumpur yang dalam, juga gerakan dari gardan mundur atau maju bila per sedang bergerak tidak banyak sehingga tidak akan mengganggu as kopel, disamping itu traveling yang diperoleh juga akan lebih banyak dimana posisi gardan dapat bergerak naik atau turun dengan jarak yang sama, hal ini juga menyebabkan effect independensi dari system suspensi menjadi lebih baik.
Kelemahan dari over axle ialah kendaraan mengalami gejala limbung pada saat menikung atau pada saat melalui jalan yang miring sehingga untuk mengatasinya ada yang melengkapi dengan stabilizer.
Under axle Untuk sistem Under Axle , per daun diikat disebelah bawah pipa gardan, jenis per yang digunakan disini agak lebih melengkung, kelebihan dari sistem ini ialah handling yang lebih baik karena gejala limbung hampir tidak ada sehingga penasangan stabilizer tidak diperlukan.
Under Axle
kelemahan dari system iniadalah indepensi berkurang karena gardan hanya bergerak lebih banyak keatas. Karena bentuk per yang lebih melengkung maka gerakan gardan maju dan mundur pada saat per diberi beban akan lebih banyak sehingga sambungan kopel juga harus dapat bermain banyak untuk mengatasinya. Juga karena posisi per yang dibawah pipa gardan maka ground clearance juga menjadi lebih sedikit sehingga agak sulit melangkahi gundukan yang tinggi.
Demikian pembaca semua, penjabaran dari istilah “Over Axle dan Under Axle” semoga memeberi pencerahan bagi kita semua 😀 .
Sobat jipmania, Melanjutkan kesuksesan ban offroad yang yang dilepas ke pasaran, PT Elang Perdana Tyre Industry selaku produsen ban EP Tyre rencananya akan melaunching varian ban offroad baru mereka yaitu “Badak Extreme” .
Rencananya Ban ini akan di launching pada tanggal 26 Januari 2019 bertempat di Epiwalk Riverside Rasuna Said Kuningan, Jakarta. Launching ini bersamaan dengan diadakannya Scrutineering IOX Andalas 2019
Untuk Sementara Ukuran ban yang akan dijual pada launching mendatang hanya tersedia dalam ukuran 31×10.5 R15 dan 35×10. R16, untuk range harganya sendiri ada diatas harga Delium Terramania dan di bawah Simex Extreme, temen temen jipmania tentu sudah paham kan 😀 .
Nah bagi yang sudah kepengen punya ban offroad super istimewa ini, Tunggu apalagi, pecahin celengan ayam Anda, dan siap-siap meluncur ke Epiwalk Riverside Rasuna Said Kuningan, Jakarta, Dan dapatkan harga khusus dari IOX Adventure Club dan PT. ElangPerdana Tyre Industry selama launching di lokasi scrut.
Sobat Jipmania, kendaraan light offroad besutan Suzuki ini memang istimewa, selain karena transfercasenya terpisah, Suzuki Jimny juga mempunyai banyak pilihan baik itu rasio high dan low di transfercase, maupun rasio final gear di gardan.
Hal ini dikarenakan Suzuki Jimny mempunyai banyak varian yang dibangun pada platform yang sama, sehingga antar komponennya bisa saling tukar/substitusi, nah pada kesempatan kali ini kita akan membahas lebih dalam tentang final gear Jimny.
Final Gear merupakan bagian dari penggerak mobil yang menyalurkan putaran dari mesin antara kopel dan as roda.. letak final gear sendiri terlindung di dalam gardan dan terdiri dari pinion dan ring crownwheel .. dari perbandingan pinion dan crownwheel inilah kemudian kita bisa menghitung rasio final gear pada gardan..
Sebagai contoh final gear standar dari Jimny SJ410 adalah 9/37 .. yang berarti gigi pinion berjumlah 9 sedangkan gigi piringan crownwheel berjumlah 37, maka rasionya adalah 37 : 9 = 4.11
Semakin besar rasio FG, semakin ringan putaran mesin dalam menggerakkan roda sehingga tarikan makin ringan, namun disisi lain kecepatan maksimal yg mampu dicapai mobil semakin rendah, sebaliknya semakin kecil rasio FG tarikan semakin berat tapi top speed semakin bertambah .. nah dibawah ini ada beberapa pilihan rasio final gear yang bisa digunakan di jimny kesayangan anda semua.
PILIHAN FINAL GEAR SUZUKI JIMNY
9/37 (Rasio 4.11) ( standard SJ410)
9/43 (Rasio 4.77)
8/39 (Rasio 4.87)
8/41 (Rasio 5.12)
8/43 (Rasio 5.37)
Nah sekarang tinggal disesuaikan saja dengan kebutuhan saja, kalau mau dibikin jago lari dan irit bbm tinggal ganti pakai rasio final gear yang high, sebaliknya juga jika pengen dibikin jago nanjak dan lebih sakti di medan offroad , tinggal ganti rasio final gear yang lebih low.
Sobat Jipmania,dibanding kendaraan 4×4 lainnya Transfercase Jimny memang istimewa, hal ini dikarenakan Transfercase Jimny dibuat terpisah dari girboks alias berdiri sendiri, sehingga memudahkan untuk saling bertukar transfercase antara sesama jip Suzuki, baik itu untuk mendapat ratio yang lebih sesuai, merubah Jimny 4×2 menjadi 4×4 , bahkan Transfercase Jimny kerap digunakan sebagai transfercase Donor bagi tipe kendaraan lain seperti Avanza, APV yang awalnya 4×2 menjadi 4×4
Khusus untuk Suzuki Jimny LJ80 (generasi pertama), ia hanya bisa ditukar dengan sesamanya, tidak bisa memakai transfer case Jimny generasi II atau III. hal Ini dikarenakan Jimny LJ80 memiliki bonggol gardan di tengah sedang Jimny generasi II dan seterusnya pakai gardan pinggir.
Sedangkan untuk Jimny Generasi kedua (SJ Series) mempunyai lebih banyak pilihan substitusi transfercase, karena memang tipe kedua ini mempunyai bermacam -macam varian :
Sobat Jipmania, dalam dunia offroad tukar menukar rasio dan fg merupakan salah satu hal yang sudah lumrah dilakukan, baik itu membesarkan atau mengecilkan rasio yang tentunya berdasar kebutuhan dari offroader itu sendiri.
Nah kali ini mimin membuatkan tabel perbandingan Rasio Gearbox, TC dan FG milik Taft F10 (Taft Tuyul), Taft F50 (Taft Kebo), dan Taft F70 (taft GT Series), siapa tahu ada yang mau tuker tukeran gear ratio 😀 , mengingat di Indonesia tiga jenis taft tersebut yang paling banyak beredar.
Sobat Jipmania, bisa dibilang Isuzu Trooper merupakan salah satu kendaraan 4×4 di masanya, dengan tagline “Tangguh Bagaikan Truk, Halus Bagaikan Sedan” , mimin tidak akan membahas lebih lanjut tentang sejarah mobil ini, karena sudah pernah mimin ulas pada artikel sebelumnya , bagi yang belum baca bisa klik link dibawah ini.
Namun tak ada gading yang tak retak, meskipun dikenal nyman, tapi khusus varian Diesel banyak yang merasa mesin bawaan trooper kurang bertenaga, sebagai catatan Trooper yang beredar di Indonesia masih mengandalkan diesel konvensional lansiran isuzu berkode C233, mesin yang sama dengan Panther generasi awal, di atas kertas mesin ini mampu menghasilkan tenaga maksimal 61 hp @4000 rpm, dan torsi maksimal 130 nm @2200 rpm.. nah bayangin aja tuh mesin segitu kecil bawa si trooper yang berat kosongnya saja sudah sekitar 1,7 ton. Continue reading →